Tombol yang mana untuk melakukan apa. Nah saya akan mencoba menguraikannya satu persatu. Kali ini adalah tentang Drive Mode. Sebelum terlalu jauh, saya mau membatasi artikel ini tentang kamera DSLR, mirrorless dan juga kamera saku yang mendukung setting manual. Untuk kamera pro, tombol khusus tersedia untuk hampir semua setting dasar. Sementara untuk kamera pemula, jumlah tombol dibatasi supaya tidak membingungkan, fotografer harus mau masuk ke menu.
Drive mode adalah setting dasar kamera. Masing-masing mode tersedia untuk bisa memberi opsi kepada fotografer ketika memotret jenis subjek dan juga kondisi pemotretan tertentu.
Mayoritas kamera mempunyai setidaknya 3 setelan drive mode: Single, Continuous dan Continuous High. Tapi umumnya menyediakan pilihan contohnya timer 2 detik dan 10 detik dan lain-lain.
Drive Mode: Single Shot
Single Shot adalah pilihan default dalam semua kamera. Opsi Drive Mode Single Shot ini dapat dipakai untuk mayoritas situasi pemotretan: ketika memotret pemandangan, memotret pacar yang bergaya, memotret makanan untuk diunggah ke Instagram, memotret teman-teman yang akan berpose di acara kopdar dll. Intinya, Single Shot dipakai ketika memotret dalam kondisi yang biasa saja. Apa keuntungan memotret di mode Single Shot ini? kita tidak perlu khawatir kebanyakan mengambil foto karena sekali tombol shutter tertekan penuh, hanya satu foto yang dihasilkan.
Drive Mode: Continuous/Burst
Dalam pilihan drive mode Continuous/Brust, kamera tetap memotret dan mengambil foto dengan kontinu sepanjang kita menekan tombol shutter. Kita akan sangat terbantu ketika harus memotret subjek yang bergerak dengan cepat dimana kita mau memperoleh rentetan foto dalam urutan yang cepat. Tugas kita adalah memilih foto yang dianggap terbaik dan bisa dipakai karena sekarang mempunyai puluhan, bahkan ratusan foto./Beberapa kamera mempunyai opsi lebih jauh ke dalam drive mode ini: Continuous High (H), Continuous Low (L), kecepatan super tinggi dan juga kecepatan rendah.
Low: Dalam Low Continuous,
kamera mengambil foto secara beruntun dalam kecepatan rendah. Opsi ini diberikan ketika kita memotret subjek yang bergerak dengan moderat dan kita tidak mau kehabisan kartu memori dalam waktu yang singkat.
High: Ketika memotret aksi dan subjek yang bergerak cepat, opsi ini memanfaatkan kemampuan kamera untuk bisa mengambil foto beruntun tercepat dengan maksimal. Kalau spesifikasi kamera mampu memotret 12 frame per detik dengan format JPEG, maka ketika berada di Continuous High, kamera berusaha menghasilkan 12 foto JPEG ketika kita menekan tombol shutter dalam 1 detik.
Drive Mode: Self-Timer
Mode Self Timer memberikan waktu jeda ketika tombol shutter ditekan dan kamera mengambil foto, biasanya akan ada 2 pilihan waktu jeda: 2 detik atau 10 detik. Drive mode berguna ketika kita tidak punya teman tapi mau berfoto.
You Are Reading
POPULAR POST
- Canon Dslr Bgnr (13)
- Canon Dslr Mid (11)
- Canon Dslr Pro (11)
- DSLR Nikon (9)
- DSLR Sony (3)
- FujiFIlm (2)
- Harga Kamera (7)
- Kamera Sony (8)
- Kamera Underwater (3)
- Mirroless Canon (6)
- Nikon Mirroless (8)
- Panasonic Kamera (2)
- prewedding foto (16)
- Setting Kamera (37)
- Teknik Fotografi (29)
- Tips (20)
- Tips Fotografi (92)
- Tips Kamera (100)
LABELS
Blog Archive
-
▼
2016
(150)
-
▼
June
(15)
- Spesifikasi dan Harga Kamera Sony Alpha A5100 2016
- Belajar Fotografi: Memahami Setting Drive Mode Pad...
- Spesifikasi dan Harga Kamera Olympus Pen E 2016
- Membekukan Gerakan Dengan Shutter Priority di Obej...
- 7 Kelebihan Lensa Kit Yang Harus Kamu Ketahui
- Memahami Mode Auto Dan Mode Scene Di Kamera
- Memahami Apa dan Maksud Pengertian White Balance d...
- Tips Menyimpan Lensa dan Kamera
- Daftar Harga Kamera SONY Cybershot update terbaru ...
- Kamera Aksesoris yang Top dan Spesifikasinya
- Spesifikasi dan Harga Kamera SONY Cybershot DSC-QX30
- Spesifikasi Kamera Panasonic Lumix DMC-GX8
- Review Harga dan Spesifikasi Canon PowerShot G7 X ...
- kamera polaroid Fujifilm Instax Mini 25s
- Review Kamera Prosumer Fujifilm FinePix S8600
-
▼
June
(15)
Powered by Blogger.
0 comments:
Post a Comment